JANGAN LUPA BAWA MANTEL MALAM INI!Arung Wardanabegitu juga malam berikutnyadan malam-malam selanjutnyayang akan kita rajut bersamamelalui gugusan bintanguntuk menantang asmarayang sepatutnya datangmengecap kata yang sempat tak terucapkalau aku malam iniakan tumbuhjadi malaikatkan menyelimuti malamBawa mantelku ke sini sayangselimuti akujangan biarkan angin masukentah berantah mana yang akan menyerangkutiba-tiba seperti akuyang datangtiba-tiba mencintaimukamu masih ingat hidangan kerinduanyang tersaji lewat bakmi godokkemudian kita aduk menjadi rindumungkin cuma akutapi cukup itu menjaditumbuhtenggelamKemudian kamu bangunkan akumelalui kelepak burung dara yang tersaji di rumah ituitu menjadi sepi yang hampir sirnadan meranabiarkanaku tetap memakai mantel itudan kamu tetep menyelemutinyatanpa menunggu cemasdan cinta yang akan tumbuhdalam hatimutanpa menunggu cemasdi antara lalu lalangprawiriotaman dan sono sewupada beningdalam heningkamu sendiri lagi di sinientah siapa yang kamu nantitak lama laki-laki itu datangkamu cuma termangukamu cuma menyanyikan lagu jazzsembari menatap jazz warna biru kesukaanmuseolah memeluk harapankamu mendesisseraya mengucap dusta yang maniskapankah cinta dan kenanganpertama kali tumbuh di hatimukenapa ingatan begitu rapuhcinta mungkin sempurnatapi asmara sering meranaia tatap kamumendekat dan hangatmencari-cari di mana helai rambutmuia pegangkapan akhir percintaankamu terus berjalanketika jauh di ulu hatiku terasa sakitandai aku bisa menjadi angin ituakan kuhembuskan dalam kasihkudi antara kasihmudi antara tamu berlalu lalangada resepisonisdan ada para pelayan hoteldi antara kenanganku denganmuyang berpangkal manis dan berujung getirselimuti akutanpa usahmemikirkan akan tumbuhsebuah nasibyang kan datangbiarkan aku terus mengingatmudalam catatanku seperticatatan sheakspeareSelimuti aku tibakarena dengan tibakamu akan kehilangan nasibkehilangan catatn kakiyang akan terus mengenangjadi biarkan mantel itumenyelimuti dengan caranya sendiripleasetiba aku sendiri lagiyang sebenarnya sudah pasrahpada kisahYogyakarta, September 2012http://oase.kompas.com/read/2012/10/25/15212810/Puisi-puisi.Arung.Wardana
|
NAMA ANDA
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|