Pada Suatu Subuh
Kurniawan Junaedhie
setelah satu demi satu kalender tanggal,
aku makin yakin,
aku merasa tak pernah mengenalmu:
siapa gerangan namamu?
di mana alamatmu?
sungguh, aku tak pernah melihatmu sebelumnya
aku mememang pernah melihat orang berjalan
tapi dia menjauh sejam kemudian
dan dia diam, dan hanya melipat tangan
apakah itu engkau?
apakah itu engkau?
aku memang pernah melihat
orang masuk ke dalam mimpiku sekali dua kali
tapi dia menjauh sejam kemudian
dan dia diam, dan hanya melipat tangan
aku memang pernah mendengar
suara angin menggelepar
apakah kau yang sembunyi di situ?
apakah yang kauharap dari hidupku?
bagaimana mungkin kau kini mengenalku?
pernahkah kita berjabatan tangan?
dengan siapa selama ini aku berjalan?
dengan siapa selama ini aku bersapaan?
semakin banyak tahun menggelosor pergi
aku pun semakin yakin,
kita memang tak pernah berkenalan.
semua habis.
pengharapan habis
suara burung habis
sajak-sajak telah lama tak kutulis
masa laluku tak ubahnya orang yang kehabisan karcis,
melenting jauh ke arah bintang,
dan kini nungging di bumi sendiri
kini kuingat diriku yang tak punya teman
sementara jakarta hanya diam
dengan mata terpejam.
Ciputat, 19 Juni 1994/ 2009
|
NAMA ANDA
MASUKKAN TOMBOL TWEET DISINI |
|